KABARSEMBADA.COM, KULONPROGO — Menyusul larangan study tour dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sektor pariwisata di Kulonprogo, khususnya desa wisata, mulai menggencarkan promosi untuk menyambut musim liburan sekolah.
Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Joko Mursito, S.Sn., M.A., mengungkapkan bahwa desa-desa wisata di kawasan Perbukitan Menoreh telah mempersiapkan diri secara matang menghadapi libur sekolah, termasuk dengan melakukan penyesuaian strategi promosi. Ia menyebut, sebelum adanya kebijakan larangan study tour dari Jabar, tingkat kunjungan wisatawan ke desa wisata tergolong tinggi.
“Banyak tamu dari Bogor, Bandung, dan Purwakarta yang rutin datang ke desa-desa wisata. Setelah ada larangan dari Pemprov Jabar, dampaknya cukup terasa karena wilayah tersebut merupakan pasar utama,” ujarnya, Minggu (15/6/2025).
Dampak tersebut juga dirasakan langsung oleh pengelola Desa Wisata Widosari. Ketua Desa Wisata Widosari, Heri Susanto, menyatakan bahwa sekitar 60 persen wisatawan mereka berasal dari Jawa Barat, selebihnya dari Jakarta dan Tangerang.
“Sejak kebijakan itu diberlakukan, beberapa paket wisata live-in kami yang sudah dibooking untuk bulan Juni dan Juli terpaksa dibatalkan,” ungkap Heri yang akrab disapa Heri Kebo.
Ia menjelaskan bahwa paket wisata live-in selama ini memang banyak diminati oleh pelajar dari wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. Sebagai respons, promosi kini diperluas ke wilayah Jakarta, Tangerang, dan sekitarnya. Pihaknya juga menawarkan promo menarik berupa gratis biaya bagi guru dan pengurus yang mendampingi siswa.
“Sebagian besar pengunjung kami berasal dari Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bogor. Jadi kami geser fokus promosi ke wilayah tersebut,” tambahnya.
Selain mengandalkan paket wisata edukatif seperti live-in, Desa Wisata Widosari juga mempromosikan destinasi populer seperti Puncak Widosari dan Rajendra Farm. Kedua tempat ini tetap ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat musim liburan, dengan tiket masuk yang terjangkau hanya Rp6.000 per orang.
“Selain menikmati pemandangan, wisatawan juga bisa berkunjung ke kebun teh dan menikmati udara sejuk perbukitan,” jelas Heri.
Untuk paket live-in, wisatawan ditawarkan pengalaman tinggal di rumah warga, mengikuti kegiatan pertanian, dan mengunjungi berbagai destinasi. Harga paket bervariasi, mulai dari Rp370.000 hingga Rp790.000 per orang untuk durasi 2 hari 1 malam hingga 4 hari 3 malam.
Meski belum ada event khusus untuk menyambut libur sekolah kali ini, pihak Desa Wisata Widosari tengah menyiapkan peluncuran jalur tracking baru di kawasan gunung api purba. Jalur ini akan dikenalkan secara resmi saat peringatan hari jadi desa wisata pada bulan Agustus mendatang. (*)
Tinggalkan Balasan