Lulus Magister UGM dengan IPK 3,95, Evi Krismayanti Buktikan Mimpi Bisa Diraih Meski Sambil Kerja

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Meraih gelar Magister Akuntansi dengan predikat cumlaude dari Universitas Gadjah Mada (UGM) bukan hal mustahil. Bahkan, bagi mereka yang bekerja penuh waktu. Evi Krismayanti, 31 tahun, perempuan asal Lampung, berhasil membuktikannya dengan raihan IPK nyaris sempurna: 3,95.

Di tengah kesibukannya sebagai auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Evi menempuh studi S2 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, salah satu kampus terbaik di Indonesia. Semangat, manajemen waktu, serta dukungan lingkungan kerja dan keluarga menjadi kunci sukses Evi menyelesaikan pendidikannya dengan gemilang.

“Belajar di tempat terbaik, dengan dosen dan fasilitas terbaik, tentu akan menunjang karier saya ke depan,” ujar Evi saat dihubungi, Sabtu (7/6/2025).

Berjuang Sambil Bekerja, Raih Beasiswa LPDP

Keputusan Evi untuk melanjutkan studi berawal dari kegelisahannya dalam memahami sektor publik secara mendalam, setelah sebelumnya bekerja di sektor swasta. Ia lalu memilih program Magister Akuntansi UGM yang terkenal unggul di bidang akuntansi sektor publik.

Namun, jalan menuju UGM tidaklah mudah. Ia harus melewati seleksi ketat beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang dilalui sambil tetap menjalankan tugas pekerjaan di berbagai daerah. Beberapa tahapan tes bahkan ia jalani saat sedang dinas luar kota.

“Waktu belajar saat seleksi LPDP sangat terbatas, tapi rekan kerja dan manajer saya sangat mendukung,” kenang Evi.

Adaptasi Akademik dan Tantangan Menyusun Tesis

Berbekal pengalaman di sektor privat, Evi harus mengejar ketertinggalan pemahaman saat masuk ke ranah sektor publik. Tantangan itu ia taklukan dengan metode “learning by doing” dan diskusi intensif dengan dosen serta mahasiswa doktoral.

Tesisnya yang berjudul “Analisis Hubungan antara Kapasitas Layanan dan Kesejahteraan Masyarakat: Studi pada Pemerintah Daerah di Indonesia” sempat membuatnya kebingungan. Namun, berkat bimbingan Prof. Irwan Taufiq Ritonga dan dukungan teman-teman kampus, tesis itu pun rampung dengan hasil memuaskan.

“Prof. Irwan mengajarkan bahwa di sektor publik, pengetahuan akademik dan pengalaman lapangan adalah kunci menyelesaikan berbagai persoalan,” ungkap Evi.

Catatan Karier dan Kepedulian Sosial

Sebelum bergabung dengan BPKP pada 2019, Evi telah lebih dulu meniti karier di dua perusahaan swasta yaitu PT Gunung Madu Plantations dan PT Pemukasakti Manisindah. Di sana, ia banyak belajar tentang operasional bisnis secara menyeluruh.

Pengalaman bertugas di daerah kepulauan memperkuat empatinya. Ia menyaksikan langsung perjuangan masyarakat, terutama anak-anak yang harus menantang ombak demi bersekolah.

Pesan Evi untuk Mahasiswa Pejuang Mimpi

Menghadapi tekanan akademik dan pekerjaan bukan hal ringan. Evi punya cara unik menjaga semangat: rehat singkat dan quality time bersama teman. Ia juga rutin menyisihkan 1-2 hari dalam seminggu untuk me time dan mengerjakan tesis tanpa distraksi.

“Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Nikmati prosesnya, enggak semua harus cepat atau lebih baik dari orang lain. Kesehatan dan kebahagiaan juga penting,” pesan Evi kepada pembaca Kabar Sembada. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *