KABARSEMBADA.COM, JAKARTA – Komitmen Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam memberantas premanisme semakin nyata. Dalam pernyataan terbarunya, Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan bahwa Polri akan terus mengoptimalkan operasi pemberantasan kejahatan jalanan demi mewujudkan rasa aman bagi masyarakat Indonesia.
“Kami berterima kasih kepada seluruh petugas di lapangan yang telah menjalankan tugas ini dengan penuh dedikasi, mengedepankan keselamatan masyarakat, serta menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia,” ujar Komjen Dedi dalam keterangannya, Senin (2/6/2025).
Keseriusan Polri dalam memerangi aksi premanisme mendapatkan dukungan luas dari publik. Hal ini tercermin dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 27 Mei 2025.
- 67 persen masyarakat menyatakan puas atas kinerja Polri (dengan rincian 8,1% sangat puas dan 59,3% cukup puas).
- 50,7 persen responden menyadari aksi nyata Polri dalam pemberantasan premanisme.
Survei dilakukan terhadap 1.286 responden di seluruh Indonesia dengan margin of error ±2,8 persen.
“Angka ini menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap Polri semakin meningkat. Tapi kami tidak akan berhenti di sini,” tegas Komjen Dedi.
Komjen Dedi menekankan bahwa setiap langkah pemberantasan premanisme dijalankan secara sistematis, mulai dari Mabes Polri hingga tingkat Polsek. Prinsip salus populi suprema lex, keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi – menjadi fondasi utama dalam strategi ini.
Beberapa pendekatan yang diterapkan:
- Pengawasan ketat dari Itwasum Polri untuk menjamin akuntabilitas dan profesionalisme.
- Pelibatan aktif seluruh jajaran, termasuk Bhabinkamtibmas, dalam upaya deteksi dan pencegahan.
- Penegakan hukum secara adil dan proporsional tanpa pandang bulu.
Meningkatkan Profesionalisme Polri hingga Akar Rumput
Selain memberantas premanisme, Polri juga fokus pada peningkatan kualitas dan profesionalisme internal. Irwasum menegaskan bahwa pembinaan tidak hanya dilakukan di pusat, tapi juga menyasar ke jajaran paling bawah.
“Kami pastikan pelayanan dan pengamanan di tingkat Polsek pun berjalan profesional. Rasa aman harus dirasakan hingga ke lingkungan terkecil,” ujar Dedi.
Meningkatnya rasa aman di masyarakat juga dirasakan langsung oleh warga. Sutrisno (44), pengemudi ojek online di Jakarta Timur, menyambut baik langkah Polri.
“Dulu saya sering was-was kalau narik malam. Sekarang udah jarang lihat preman di pangkalan. Polri luar biasa, kami jadi lebih tenang kerja,” ujarnya.
Sementara itu, Fitriani (29), pemilik warung kopi di daerah Bekasi, mengaku sempat resah dengan aksi premanisme yang kerap meminta pungli.
“Sekarang sudah nggak ada yang minta-minta uang keamanan. Polisi sering patroli. Terima kasih, Polri sudah sigap,” kata Fitriani.
Operasi pemberantasan premanisme bukan sekadar penindakan, melainkan bagian dari visi besar Polri dalam menciptakan ekosistem keamanan yang berkelanjutan dan berbasis kepercayaan publik. (*)
Tinggalkan Balasan