UGM Kembangkan Pupuk Cair dari Limbah Geotermal, Wujudkan Panen Raya di Minahasa

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Inovasi terbaru dari tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengubah limbah endapan silika dari energi panas bumi menjadi pupuk cair ramah lingkungan yang terbukti meningkatkan hasil pertanian di Minahasa, Sulawesi Utara.

Pupuk cair bernama Katrili ini tidak hanya mendukung pertanian berkelanjutan, tapi juga menjadi simbol keberhasilan sinergi antara dunia akademik, industri, dan masyarakat.

Booster pertanian berbasis nanosilika tersebut dikembangkan melalui kolaborasi lintas disiplin oleh Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph.D., IPM (pakar geotermal), Dr.rer.nat. Ronny Martien, M.Si (ahli nanoteknologi), dan Dr. Ngadisih, S.TP., M.Sc (spesialis konservasi tanah dan air), bersama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Unit Lahendong.

Kandungan Kaya dan Teknologi Nano

Endapan silika hasil samping dari proses pembangkitan geotermal di Lahendong diketahui mengandung sekitar 60 unsur dan senyawa aktif yang mirip dengan abu vulkanik. Bahan ini kemudian diolah dengan teknologi nano agar menjadi pupuk cair yang dapat diserap dengan cepat dan efisien oleh tanaman.

“Pengujian laboratorium menunjukkan Katrili aman dan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Kami telah mengujinya pada padi, tomat, kacang Kawangkoan, dan bawang merah di Minahasa, hasilnya sangat menggembirakan,” ungkap Pri Utami, Kamis (29/5/2025).

Keberhasilan booster Katrili dibuktikan melalui uji lapangan yang berpuncak pada panen raya di Desa Tonsewer, Kecamatan Tompaso, pada 26 Mei lalu. Kegiatan panen dihadiri oleh petani lokal, perwakilan UGM, jajaran PT PGE, pemerintah daerah, hingga unsur TNI, dan ditutup dengan pertunjukan Tarian Katrili sebagai bentuk syukur.

Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Teknik UGM, Ir. Ali Awaludin, berharap pendekatan ini dapat diadopsi di wilayah panas bumi lain di Indonesia sebagai solusi terhadap kelangkaan pupuk dan tantangan degradasi tanah.

Didukung Pemerintah dan Komunitas Gereja

Pemerintah Kabupaten Minahasa memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan Katrili. Bupati Robby Dondokambey menyebut inovasi ini sangat relevan dengan kondisi petani lokal dan berharap distribusinya diperluas ke wilayah pertanian lain di Sulawesi bahkan Indonesia.

Wakil Bupati Vanda Sarundajang turut ambil bagian dengan menjadikan halaman rumahnya di Kawangkoan sebagai lahan demplot untuk penanaman kacang menggunakan Katrili. Ia juga mengajak masyarakat untuk belajar dari pendekatan ini sebagai upaya membangun pertanian berkelanjutan berbasis bahan lokal.

Tanggapan Petani: Hemat Pupuk, Tahan Cuaca Ekstrem

Dalam sesi dialog, kelompok petani dari KGPM dan GMIM menyampaikan bahwa Katrili tetap efektif meskipun digunakan dalam kondisi cuaca ekstrem, seperti kemarau dan hujan deras. Mereka melaporkan peningkatan hasil panen, ketahanan tanaman terhadap penyakit, serta pengurangan pemakaian pupuk dan pestisida kimia.

“Katrili memperbaiki kualitas tanah dan mengurangi ketergantungan petani terhadap bahan kimia,” ujar salah satu petani.

Direktur Operasi PT PGE, Ahmad Yani, menyatakan bahwa proyek Katrili adalah bukti nyata dari visi Geothermal Beyond Energy, di mana energi panas bumi tidak hanya digunakan untuk pembangkit listrik, tetapi juga untuk mendukung sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat secara langsung.

Dengan pendekatan riset terapan berbasis kebutuhan lokal, UGM membuktikan bahwa teknologi dan ilmu pengetahuan dapat menyatu dengan realitas sosial dan menghasilkan solusi nyata bagi ketahanan pangan dan lingkungan yang lebih lestari. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *