Tersesat di Dunia Maya! Dosen Unpam Bantu Remaja Temukan Jati Diri di Tengah Gempuran Media Sosial

TANGERANG SELATAN – Di tengah derasnya arus konten digital, banyak remaja yang kehilangan arah dan terjebak dalam krisis identitas. Menyadari urgensi ini, tim dosen Universitas Pamulang (Unpam) turun langsung ke SMK Muhammadiyah Parakan, menggelar penyuluhan bertajuk “Dampak Media Sosial terhadap Konsep Diri dan Upaya Mengatasi Krisis Identitas.”

Kegiatan yang digelar di musala sekolah setempat dengan diikuti oleh 60 siswa. Antusiasme para peserta membuktikan bahwa isu ini sangat relevan dan dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang rutin dilakukan dosen Unpam.

Tiga narasumber utama dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang, yaitu Wasvita Sari, S.Kom.I., M.A., Istikhana Nurulhuda, S.Sos., M.I.Kom., dan Ikrimatul Amal, S.I.Kom., M.I.Kom., hadir membagikan wawasan dan solusi kepada para siswa. Mereka juga dibantu oleh mahasiswa pendamping: Alwi Munawar, Vanita Septadewi, Mutia Azzahra, dan Satrio Santoso.

Dalam sesi awal, Wasvita Sari menyoroti fenomena perbandingan sosial yang marak terjadi akibat konsumsi konten media sosial. Ia mengungkapkan, banyak remaja merasa tidak cukup baik karena terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain di dunia maya.

“Di usia remaja, mereka sedang mencari siapa diri mereka. Sayangnya, media sosial sering kali menghadirkan standar palsu yang bisa menghancurkan kepercayaan diri,” tegas Wasvita, Senin (26/5/2025).

Istikhana Nurulhuda melanjutkan dengan membedah sisi psikologis dari penggunaan media sosial yang berlebihan. Ia menjelaskan bahaya kecanduan digital, cyberbullying, hingga fenomena Fear of Missing Out (FoMO) yang kini banyak dialami generasi muda.

“FoMO bisa menyebabkan kecemasan berlebih karena merasa tertinggal dari teman-teman yang aktif secara online. Ini berbahaya jika dibiarkan tanpa pendampingan emosional,” ujarnya.

Sesi ditutup oleh Ikrimatul Amal yang memberikan panduan praktis agar remaja bisa menggunakan media sosial secara sehat. Ia menekankan pentingnya mengenali nilai diri, membatasi waktu online, serta menjaga keseimbangan antara dunia maya dan nyata.

Tak sekadar ceramah, sesi penyuluhan dikemas dengan diskusi interaktif dan permainan kelompok. Para siswa diberi ruang untuk bercerita, bertanya, dan mencurahkan keresahan mereka. Para narasumber pun menjawab dengan pendekatan yang hangat dan membangun.

Kegiatan ini tidak hanya membuka wawasan para siswa, tapi juga menjadi ruang aman bagi mereka untuk mengeksplorasi dan memahami diri sendiri.

“Penyuluhan ini membuka mata kami bahwa media sosial bukan segalanya. Yang paling penting adalah mengenal dan menerima diri sendiri,” ungkap salah satu peserta.

Melalui kegiatan ini, Universitas Pamulang tidak hanya menjalankan tridharma perguruan tinggi, tetapi juga berperan aktif membentuk generasi muda yang bijak bermedia. Kerja sama dengan SMK Muhammadiyah Parakan diharapkan terus berlanjut agar semakin banyak remaja yang tercerahkan dan tangguh menghadapi tantangan digital. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *