KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Menjelang pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Sleman tahun 2026, dinamika internal organisasi mulai menghangat. Seiring dengan akan berakhirnya masa kepengurusan PCNU Sleman periode 2021–2026 yang dipimpin oleh Sidiq Pramono, sejumlah nama tokoh nahdliyin mulai mengemuka sebagai kandidat calon ketua tanfidziyah yang baru.
Nama-nama tokoh tersebut ramai diperbincangkan dalam berbagai forum keagamaan seperti pengajian, mujahadah, dan diskusi terbatas di kalangan warga nahdliyin Sleman, baik dari kalangan sepuh, senior, hingga generasi muda NU. Beberapa nama yang disebut antara lain KH Muslih Muchtar, Munsoji, Sidiq Pramono, KH Saliman, K Sumeni (MWC NU Sleman), Ir. H. Karlana (MWC NU Ngaglik), KH Muhammad Nur Wachid (Pengasuh Ponpes Wahid Hasyim Depok), dan KH Zar’anuddin (Ponpes Asalafiyyah Mlangi).
Menurut Abdul, salah satu warga nahdliyin Sleman, menghangatnya dinamika menjelang konfercab merupakan hal yang wajar dan bahkan penting dalam proses demokratisasi internal NU.
“Saya kira, mulai munculnya dinamika suksesi jelang konfercab NU Sleman masih dalam batas wajar. Ini bagian dari proses seleksi demokrasi internal NU yang sehat,” ujar Abdul saat ditemui usai mengikuti pengajian di wilayah Mlati, Sleman.
Abdul menambahkan, munculnya nama-nama kandidat harus dilihat sebagai proses yang positif agar warga NU tidak memilih “kucing dalam karung”.
“Warga nahdliyin perlu tahu siapa saja tokoh-tokoh yang layak. Ini penting agar kita bisa menilai rekam jejak dan kapasitas mereka sebelum memilih,” tandasnya.
Senada dengan Abdul, tokoh perempuan NU bernama Hidayah juga menilai bahwa keterlibatan warga dalam mendiskusikan calon pemimpin NU Sleman merupakan bentuk partisipasi aktif yang perlu didorong.
“Ini momentum penting bagi regenerasi kepemimpinan NU di daerah. Para tokoh yang maju harus siap diuji integritas, visi, dan rekam jejaknya oleh warga,” kata Hidayah.
Perempuan yang aktif dalam bidang pemberdayaan UMKM ini berharap Konfercab mendatang bukan hanya menjadi ajang kontestasi, tapi juga ruang konsolidasi untuk memperkuat peran NU dalam membina umat dan bangsa, khususnya di Sleman.
Sementara itu, sumber internal PCNU Sleman yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa panitia Konfercab masih dalam tahap persiapan teknis dan akan segera mengumumkan jadwal resmi pelaksanaannya dalam waktu dekat.
Dinamika suksesi kepemimpinan dalam tubuh NU Sleman ini menunjukkan bahwa organisasi keagamaan terbesar di Indonesia ini tetap hidup dan dinamis di tingkat lokal. Terbukanya ruang diskusi dan pertukaran gagasan di antara warga NU menjadi indikator positif bahwa demokrasi di tubuh NU Sleman berjalan sehat.
Dengan munculnya berbagai kandidat dari latar belakang yang beragam , dari pengasuh pondok pesantren, tokoh struktural, hingga profesional, diharapkan mampu memperkaya pilihan dan menghasilkan pemimpin yang amanah, kompeten, dan mampu membawa NU Sleman semakin maju dan relevan di tengah tantangan zaman. (*)
Tinggalkan Balasan