Pabrik Garmen Terbakar, Ribuan Pekerja Perempuan Terancam, Ini Respon Pemkab Sleman

KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Dini hari yang seharusnya tenang berubah menjadi mimpi buruk bagi ribuan pekerja pabrik garmen PT Mataram Tunggal Garment (MTG) di Dusun Balong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman. Sekitar pukul 02.30 WIB, Rabu (21/5/2025), kobaran api melahap habis bangunan pabrik tempat mereka menggantungkan hidup.

Kebakaran besar ini tak hanya menghanguskan fasilitas produksi, tapi juga mengancam keberlangsungan nafkah lebih dari 1.800 karyawan, sebagian besar adalah perempuan usia produktif. Sementara waktu, seluruh pekerja terpaksa dirumahkan, tanpa kepastian kapan bisa kembali bekerja.

Menanggapi musibah ini, Pemerintah Kabupaten Sleman langsung mengambil langkah tanggap darurat. Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan manajemen perusahaan sejak dini hari.

“Begitu menerima laporan pukul 03.00 WIB, kami segera mengirim lima unit pemadam kebakaran, dibantu sekitar 120 personel. Setelah itu, kami duduk bersama manajemen untuk mencari solusi agar produksi tetap bisa berjalan dan karyawan tidak kehilangan pekerjaan,” ujar Danang saat konferensi pers di Pendapa Pemkab Sleman, Rabu (21/5/2025).

Menghindari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), Pemkab Sleman bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman kini tengah mencari lokasi alternatif untuk melanjutkan proses produksi.

“Kami sedang mencarikan tempat produksi sementara dengan spesifikasi yang serupa agar operasional bisa segera dilanjutkan,” tambah Danang.

Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah memindahkan aktivitas produksi ke pabrik PT Primisima yang saat ini tidak aktif beroperasi. Gedung tersebut dinilai cukup representatif untuk industri garmen dan bisa digunakan dalam jangka pendek.

Menurut data Pemkab Sleman, mayoritas pekerja di PT MTG adalah perempuan muda berusia antara 18 hingga 45 tahun. Kebakaran ini tak hanya memicu kerugian material, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran besar akan nasib para buruh yang menjadi tulang punggung keluarga.

“Kami fokus untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan bagi karyawan terdampak. Mereka tidak sendiri, dan kami akan pastikan proses pemulihan berjalan maksimal,” tutur Danang.

Fakta Singkat:

  • Kebakaran terjadi Rabu dini hari (21/5/2025), api belum padam hingga 7 jam kemudian.
  • Sekitar 1.800 pekerja dirumahkan sementara, mayoritas perempuan.
  • Pemerintah cari lokasi relokasi produksi, opsi sementara mengarah ke pabrik PT Primisima.
  • Tujuan utama Pemkab: hindari PHK dan jaga kesinambungan produksi ekspor. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *