Pemkot Yogyakarta Gelar Kelas Orang Tua Hebat untuk Pengasuh TPA

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung tumbuh kembang anak usia dini. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk serta Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Pemkot menggandeng BKKBN DIY untuk menggelar program “Kelas Orang Tua Hebat” yang ditujukan bagi para pengasuh Tempat Penitipan Anak (TPA).

Acara ini berlangsung di Ruang Bima, Balai Kota Yogyakarta, dan menyasar peningkatan kompetensi para pengasuh agar lebih siap dalam mendampingi fase emas perkembangan anak.

Sekretaris DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Sarmin, menegaskan pentingnya pengasuhan berkualitas pada anak usia 1 hingga 5 tahun yang merupakan fase kritis pertumbuhan dan perkembangan.

“Ini adalah masa emas di mana anak mengalami pertumbuhan fisik, mental, dan sosial yang sangat pesat. Maka, pengasuh TPA harus dibekali pengetahuan dan keterampilan sebagai mitra orang tua dalam pengasuhan,” ujar Sarmin dalam siaran pers, Selasa (20/5/2025).

Kelas ini dirancang bukan hanya untuk meningkatkan standar layanan TPA, tapi juga untuk membentuk pengasuh yang memahami peran strategis mereka dalam mendukung perkembangan anak secara holistik.

Ketua Tim Kerja Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN DIY, Mustikaningtyas turut memberikan penguatan tentang pentingnya pengelolaan TPA yang aman dan berorientasi pada perkembangan emosional anak.

“TPA bukan sekadar tempat menitipkan anak. Ini adalah ruang belajar interaksi, sosial, dan emosi. Orang tua tidak bisa lepas tangan, keterlibatan mereka tetap krusial,” tegasnya.

Mustikaningtyas menambahkan bahwa pemerintah terus mendorong standarisasi pengasuh TPA, peningkatan mutu layanan, dan integrasi pemantauan tumbuh kembang anak.

Dari data yang dihimpun, terdapat 47 TPA di Kota Yogyakarta, dua di antaranya yaitu TPA Praba Dharma dan Among Putra telah menjadi model praktik baik pengasuhan anak usia dini di Indonesia.

“Kita ingin seluruh TPA di Yogyakarta bisa mencontoh standar layanan dan pengelolaan yang sudah dijalankan oleh dua TPA percontohan ini,” imbuh Mustikaningtyas.

Dalam sesi diskusi, Evie, salah satu pengasuh dari TPA Al Khairaat, menyampaikan tantangan utama yang sering mereka hadapi, yakni minimnya keterlibatan orang tua dalam proses pengasuhan anak.

“Kami butuh sinergi. Keterlibatan emosional orang tua sangat penting untuk mendukung perkembangan kognitif dan sosial anak. Tidak cukup hanya diserahkan ke TPA,” ungkap Evie.

Kelas ini diharapkan menjadi momentum membangun kolaborasi antara pengasuh dan keluarga, agar anak mendapatkan pengasuhan optimal dari lingkungan terdekatnya. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *