KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Lereng Gunung Merapi tak hanya menyimpan kisah letusan dahsyat, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang sarat sejarah dan pesona alam. Salah satunya adalah Bunker Kaliadem, yang terletak di Kalurahan Kepuharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bunker Kaliadem berada di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Tempat ini menjadi saksi bisu kedahsyatan erupsi Gunung Merapi, khususnya pada letusan tahun 2006. Awalnya dibangun sebagai tempat perlindungan darurat bagi warga saat terjadi erupsi, namun kini berubah fungsi menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Meski telah dimakan waktu dan dihantam beberapa kali letusan, bunker ini masih berdiri kokoh. Dinding-dindingnya yang hitam terbakar dan bekas lava yang membatu menjadi bukti nyata betapa ganasnya Merapi saat murka. Di sekeliling bunker, panorama alam Merapi yang gagah terlihat jelas, terutama saat cuaca cerah.
“Kalau pagi hari, Merapi kelihatan sangat jelas dan megah dari sini. Banyak pengunjung datang hanya untuk menikmati sunrise atau sekadar merasakan suasana mistis di tempat ini,” ungkap Sutiman (59), warga Kepuharjo yang juga menjadi pemandu wisata lokal.
Sutiman menambahkan, keberadaan bunker juga menjadi pengingat bahwa alam bisa seindah sekaligus seganas itu.
“Kami tetap waspada, tapi juga bersyukur karena dari sejarah kelam, kini tempat ini bisa menghidupi warga lewat sektor pariwisata,” imbuh Sutiman.
Rina Wulandari (28), wisatawan asal Bandung, mengaku merinding saat memasuki bunker. “Suasananya bikin bulu kuduk berdiri. Tapi justru itu yang bikin menarik. Ada sensasi horor tapi juga sejarah yang kuat. Apalagi setelah tahu bahwa dua relawan meninggal di sini saat letusan 2006, saya jadi lebih menghargai perjuangan dan keberanian mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Daniel (34), turis asal Jerman, mengatakan bahwa Bunker Kaliadem memberikan pengalaman yang berbeda dari tempat wisata lain. “This place is not just beautiful, it’s meaningful. It tells a story of resilience and nature’s power. I think more people should come here not just for pictures, but to learn,” katanya.
Kini, kawasan sekitar Bunker Kaliadem telah ditata sebagai kawasan wisata edukasi dan minat khusus. Tersedia fasilitas seperti jeep tour, warung makan, spot foto, hingga paket wisata edukatif tentang mitigasi bencana. Para pelaku wisata lokal pun turut merasakan dampak positifnya.
“Dulu, tempat ini sepi, hanya dikenal karena tragedi. Sekarang, alhamdulillah, kami bisa membuka warung, jadi guide, atau sewa jeep. Semua ini berkat wisata Merapi,” tutur Wagini (45), pemilik warung kopi di sekitar bunker.
Meski tempat ini terbuka untuk umum, pihak pengelola selalu mengimbau agar pengunjung mematuhi protokol keselamatan, terutama saat aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat. Bunker Kaliadem memang memesona, namun tetap menyimpan potensi bahaya.
Bunker Kaliadem bukan sekadar sisa bangunan di kaki gunung. Bunker Kaliadem adalah simbol keteguhan warga lereng Merapi menghadapi bencana, sekaligus pelajaran bagi setiap pengunjung tentang bagaimana manusia dan alam harus hidup berdampingan dengan bijak. (*)
Tinggalkan Balasan