Forum Nasional di Gunungkidul Bahas Isu Panas, Wisata Aman Jadi Harga Mati

KABARSEMBADA.COM, GUNUNGKIDUL – Sorotan tajam terhadap isu keselamatan dan keamanan wisata mencuat dalam Forum Diskusi Keselamatan dan Keamanan di Destinasi Pariwisata yang digelar di destinasi populer HeHa Sky View, Sabtu (10/5/2025). Forum ini menjadi panggung strategis bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk membangun fondasi kuat pariwisata yang aman dan berkelanjutan di Indonesia.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, menegaskan bahwa krisis keselamatan di sektor pariwisata kerap lebih dahulu mencuat di media sosial dibanding penanganannya di lapangan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya manajemen krisis yang melibatkan semua pemangku kepentingan.

“Faktor keselamatan adalah harga mati. Kita tidak bisa kompromi soal nyawa manusia,” tegas Hariyanto.

Hariyanto juga mengungkapkan bahwa sepanjang Februari–Maret 2025, Indonesia mengalami 498 kejadian bencana alam, sebagian besar dari jenis hidrometeorologi, yang memberi dampak signifikan pada sektor wisata di berbagai daerah.

Staf Ahli Menparekraf Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo, menyuarakan keprihatinan terhadap rendahnya perhatian terhadap moda transportasi wisata seperti bus dan kapal. Ia menyebut bahwa dalam sebulan terakhir, berbagai kasus kecelakaan wisata menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap standar keselamatan kerja lintas sektor.

“Keselamatan wisatawan bukan hanya tanggung jawab sektor pariwisata. Ini kerja kolektif lintas kementerian, termasuk Kementerian Tenaga Kerja melalui standar K3,” jelas Fadjar.

Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, menyambut forum ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat posisi Gunungkidul sebagai destinasi unggulan di DIY dan nasional. Namun, Joko menekankan bahwa pertumbuhan pariwisata tidak boleh mengabaikan aspek keselamatan dan kenyamanan pengunjung.

“Tidak ada pertumbuhan pariwisata yang sehat tanpa jaminan keamanan wisatawan. Kami siap jadi pilot project untuk wisata yang aman dan berkelanjutan,” tegas Joko.

Joko juga menyebut bahwa pembangunan pariwisata harus berlandaskan nilai-nilai sosial, budaya, dan kelestarian lingkungan. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengusung visi “Gunungkidul Raya yang Adil, Makmur, Lestari, dan Berkeadaban” dalam setiap langkah pengembangan wilayah.

Forum ini diharapkan tidak berhenti pada diskusi, namun melahirkan rumusan strategi teknis seperti penilaian risiko destinasi, pengujian standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), penguatan manajemen pengunjung, serta koordinasi lintas sektor yang terintegrasi.

Kemenparekraf dan Pemkab Gunungkidul juga mendorong partisipasi aktif dari pelaku usaha wisata, masyarakat lokal, hingga wisatawan itu sendiri, demi membentuk ekosistem pariwisata yang aman, nyaman, dan berkualitas tinggi. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *