Sri Astutiningsih: Ibu Dua Balita Raih IPK Sempurna di UGM, Ini Perjuangannya

KABARSEMBADA.COM, SLEMAN – Menyeimbangkan peran sebagai ibu dari dua balita sekaligus mahasiswa magister bukan perkara mudah. Namun, Sri Astutiningsih membuktikan bahwa tekad dan manajemen waktu yang baik bisa mengantarkannya meraih hasil gemilang.

Perempuan yang akrab disapa Tuti ini sukses menuntaskan studi S2 di Program Magister Kependudukan, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yakni 4.00.

Sri menjadi satu dari sepuluh lulusan terbaik dengan IPK tertinggi di antara 1.263 peserta wisuda program magister yang digelar Rabu, 23 April 2025 lalu. Di balik prestasinya, tersimpan kisah perjuangan panjang kuliah sambil mengasuh anak dan berjuang tanpa kehadiran suami secara penuh, karena bekerja di luar kota.

“Ada rasa bahagia dan haru. Perjuangan kali ini berbeda dengan saat kuliah S1 dulu,” ungkap Tuti saat ditemui di Kampus UGM, Selasa (6/5/2025).

Kuliah Sambil Gendong Anak Sakit

Tuti sempat mengalami momen emosional ketika harus mengikuti presentasi perkuliahan secara daring sambil memangku anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit. Dengan satu tangan menyuapi obat dan tangan lain menata materi presentasi, ia tetap tampil prima. Ia bersyukur atas dukungan penuh dari para dosen dan teman-teman seangkatannya yang sangat suportif.

Sejak 2018, Tuti bekerja di Direktorat Statistik Ketahanan Nasional Badan Pusat Statistik (BPS). Tahun 2022, ia mendapatkan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk melanjutkan studi di UGM.

Pemilihan jurusan Kependudukan bukan tanpa alasan. Ia merasa program ini paling relevan dengan latar belakang pendidikannya di Politeknik Statistika STIS, juga sesuai dengan pekerjaannya yang berkaitan erat dengan analisis kondisi penduduk, kesejahteraan, dan kemiskinan.

“Prodi Kependudukan di UGM sudah lama berdiri dan punya dosen-dosen berpengalaman. Selain itu, pendekatannya sangat kontekstual, terutama untuk isu kewilayahan,” jelasnya.

Riset tentang Kebahagiaan dan Akses Wilayah

Dalam tesisnya, Tuti meneliti hubungan antara karakteristik individu, indeks kesulitan geografis, dan tingkat kebahagiaan (subjective well-being) masyarakat desa di Indonesia. Penelitiannya menggunakan data dari BPS, termasuk Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan serta Indeks Kesulitan Geografis.

“Saya ingin tahu sejauh mana akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi berpengaruh pada kebahagiaan masyarakat di pedesaan,” katanya.

Sayangnya, menurut Tuti, banyak data penting yang belum digunakan secara maksimal dalam proses perumusan kebijakan. Salah satunya adalah potensi desa yang sangat kaya, namun masih jarang disentuh dalam kajian ilmiah maupun kebijakan pemerintah.

Mengakhiri perbincangan, Tuti menyampaikan pesan kepada para ibu dan perempuan yang ingin tetap produktif tanpa meninggalkan peran keluarga.

“Perempuan punya banyak peran, tapi jangan sampai itu menjadi alasan berhenti belajar dan berkarya. Kita bisa berkontribusi, tidak hanya untuk keluarga, tapi juga untuk masyarakat dan negara,” papar Sri Astutiningsih. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *