KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Siapa bilang latar belakang keluarga sederhana jadi penghalang meraih puncak pendidikan? Cahya Danu Rahman, 33 tahun, pria asal Tangerang, membuktikan sebaliknya. Lulusan Politeknik Statistika STIS ini sukses menyabet gelar wisudawan terbaik Program Magister Ekonomika Pembangunan (MEP) FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK nyaris sempurna, 3,85, dalam Wisuda Pascasarjana Periode III Tahun Akademik 2024/2025.
Lahir dari ayah yang hanya lulusan SMA dan ibu lulusan SMP, Cahya tumbuh dengan semangat juang tinggi. Dengan tekad kuat dan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Cahya melanjutkan studi magister di MEP FEB UGM mulai Agustus 2023, mengambil konsentrasi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan. Sebelumnya, ia bekerja di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 2017.
“MEP UGM sangat relevan dengan pekerjaanku di BPS. Di sini, aku belajar melihat data bukan hanya sebagai angka, tetapi sebagai cerita tentang kesejahteraan masyarakat,” ujar Cahya, Sabtu (3/5/2025).
Tak hanya unggul secara akademik, Cahya juga aktif berorganisasi dan riset. Bersama dua rekannya, ia berhasil meraih Juara 1 Kompetisi I Get Code 2024 yang diselenggarakan HIMMEP UGM. Mereka menulis paper bertajuk “Quantifying Household Greenhouse Gas Emissions and Determinants in Jabodetabek Area, Indonesia.”
Tesisnya pun mengangkat isu strategis: Dampak Hilirisasi Nikel terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga. Ia menyoroti efek pembangunan smelter nikel terhadap ekonomi masyarakat sekitar – sebuah riset yang dinilai relevan dan berdampak besar di tengah isu hilirisasi nasional.
Setelah enam tahun bekerja, kembali menjadi mahasiswa tentu tak mudah. Cahya mengaku sempat kesulitan beradaptasi. “Awalnya kaku, tapi saya pegang prinsip skala prioritas. Kuliah adalah yang utama,” ucapnya. Ia tidak memiliki strategi belajar khusus, hanya konsisten, disiplin, dan menikmati proses.
Bimbingan dua dosen hebat yaitu Dr. Evi Noor Afifah dan Wisnu Setiadi Nugroho, Ph.D turut membentuk cara pandangnya.
“Mereka bukan hanya membimbing tesis, tapi membentuk cara berpikir dan menganalisis,” kata Cahya.
Usai menyelesaikan studinya, Cahya langsung kembali bertugas di BPS. Ia membawa misi besar: menerapkan ilmu yang diperoleh demi menyajikan data yang lebih bermakna bagi pembangunan Indonesia.
Tak berhenti di situ, Cahya juga berencana terus menulis dan mempublikasikan risetnya di jurnal-jurnal ilmiah internasional. Ia pun membagikan pesan inspiratif bagi generasi muda:
“Jangan pernah menyerah. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha,” jelasnya. (*)
Tinggalkan Balasan