KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Warga Janturan RT 15/RW 04, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, menunjukkan aksi nyata dalam menjaga lingkungan dengan aktif mengelola sampah rumah tangga melalui program Bank Sampah.
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (1/5/2025) ini tak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada warga.
Sejak pagi, warga terlihat antusias membawa sampah yang telah mereka pilah menjadi empat kategori: organik, anorganik, residu, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sampah-sampah tersebut kemudian disetorkan ke Bank Sampah setempat untuk dikelola lebih lanjut—sebagian dijual, sebagian lagi didaur ulang, dan sisanya diproses sebagai residu sesuai aturan dari Pemerintah Kota Yogyakarta.
Nurhayati, Ketua PKK sekaligus pengelola Bank Sampah di RT 4 Janturan, menyebut bahwa sistem pengelolaan sampah di wilayahnya sudah berjalan tertib dan terorganisir.
“Yang bisa dijual, kita jual. Yang tidak bisa dijual kita kirim ke TPS sesuai jenisnya. Semua tercatat, ibu-ibu punya buku tabungan sampah masing-masing,” ujarnya.
Menariknya, hasil penjualan sampah yang terkumpul setiap tahun disimpan sebagai tabungan dan dicairkan setahun sekali. Uang tersebut kemudian digunakan untuk kegiatan bersama warga, seperti piknik.
“Ada yang bisa dapat Rp500 ribu sampai Rp700 ribu per tahun, dari sampah rumah tangga. Nggak terasa, tahu-tahu banyak. Ibu-ibu jadi semangat,” tambahnya.
Program Bank Sampah Janturan sejalan dengan misi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mewujudkan gerakan zero waste atau nol sampah. Selain memudahkan pengelolaan sampah secara mandiri, sistem ini juga menghindarkan warga dari praktik penjualan sampah ke pengepul ilegal.
“Kalau begini kan tertata, jelas pengelolaannya, dan bisa bantu program pemerintah juga,” kata Nurhayati.
Kegiatan ini menjadi contoh konkret bahwa perubahan bisa dimulai dari lingkungan terkecil. Semangat gotong royong, kepedulian terhadap lingkungan, dan kejelian memanfaatkan potensi sampah telah menjadikan Janturan sebagai percontohan masyarakat yang mandiri dan sadar lingkungan.
Melalui sistem yang rapi, transparan, dan berkelanjutan, Bank Sampah Janturan telah menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Yogyakarta. Pengelolaan berbasis partisipasi warga ini tidak hanya menekan timbunan sampah, tetapi juga memberikan nilai tambah secara ekonomi dan sosial.
“Kalau semua kampung punya semangat seperti ini, saya yakin Kota Yogyakarta bisa jadi kota nol sampah yang sesungguhnya,” pungkas Nurhayati optimistis. (*)
Tinggalkan Balasan