KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Jangan remehkan lahan sempit di kota! Pemerintah Kota Yogyakarta justru melihat potensi besar dari sektor pertanian urban untuk mendongkrak ketahanan pangan, ekonomi kreatif, hingga pariwisata edukatif.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, dalam kunjungan kerjanya ke Kebun Bibit Bener, Tegalrejo, Senin (21/4/2025), menegaskan bahwa ruang terbatas tak boleh menjadi penghambat inovasi. Ia menggagas pengembangan pertanian berbasis konsep Agropolitan, yakni perpaduan antara pertanian, edukasi, dan ekonomi masyarakat.
“Kami ingin Yogya punya kekuatan baru di bidang pangan dan pertanian. Konsep Agropolitan ini akan jadi tonggak untuk mewujudkan ketahanan pangan yang inovatif dan produktif, sekaligus menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujarnya.
Didampingi Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, ia melihat langsung potensi lahan pertanian di tengah kota yang bisa dioptimalkan secara terpadu. Termasuk pemanfaatan teknologi tepat guna dan pendekatan kreatif agar pertanian kota tidak sekadar bertahan, tapi juga berkembang.
Setelah meninjau Kebun Bibit, rombongan juga menyambangi Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan dan Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta untuk memastikan sektor pangan hewani turut mendapat perhatian.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi, menambahkan bahwa konsep Agropolitan bukan sekadar wacana, tapi sudah mulai diwujudkan di berbagai titik. Salah satunya adalah transformasi Kebun Bibit Tegalrejo menjadi sistem pertanian terpadu.
“Kita ingin gabungkan pertanian, edukasi, wisata, dan pemberdayaan masyarakat dalam satu ekosistem urban farming yang utuh,” jelas Sukidi.
Tak hanya itu, Sukidi mengungkapkan rencana pengembangan Kebun Plasma Nutfah Pisang di Kota Yogyakarta yang kini menyimpan lebih dari 300 varietas pisang. Kebun ini bahkan dinobatkan oleh Kementerian Pertanian sebagai koleksi pisang terlengkap di Indonesia, bahkan Asia Tenggara!
“Kita akan kembangkan menjadi destinasi agroeduwisata. Jadi bukan cuma tempat pelestarian tanaman, tapi juga edukatif dan punya nilai ekonomi tinggi,” ungkap Sukidi antusias.
Dengan potensi tersebut, Kebun Plasma Nutfah Pisang diharapkan bisa jadi ikon baru wisata kota yang ramah lingkungan sekaligus menyumbang PAD dari sektor non-konvensional.
Kota pelajar ini membuktikan bahwa meskipun minim lahan, inovasi tak pernah kekurangan ruang. Dari kebun bibit hingga kebun pisang kelas Asia Tenggara, Kota Yogyakarta siap menjadi pionir pertanian kota modern berbasis edukasi dan wisata. (*)
Tinggalkan Balasan