KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Perempuan tak hanya hebat di dapur dan keluarga. Di Kota Yogyakarta, para perempuan kini tampil sebagai garda depan dalam menyelamatkan lingkungan! Melalui gerakan Ekofeminis 2025, perempuan dan generasi muda Jogja diajak mengambil peran nyata dalam penanganan sampah dan pelestarian bumi.
Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Yogyakarta yang menilai keterlibatan perempuan sangat strategis dalam upaya menjaga lingkungan hidup. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menegaskan pentingnya pengarusutamaan gender dalam isu lingkungan, terutama dalam momen peringatan Hari Kartini.
“Bicara soal sampah dan lingkungan, perempuan punya peran besar. Judul Ekofeminis ini luar biasa karena menggabungkan dua kekuatan: perempuan dan bumi. Ini perlu terus dikembangkan,” kata Wawan saat membuka acara Ekofeminis 2025 di Lapangan SMAN 3 Yogyakarta, dalam siaran pers Selasa (22/4/2025).
Wawan juga mengingatkan bahwa perempuan memiliki potensi luar biasa di berbagai bidang—dari politik, teknologi, hingga UMKM ramah lingkungan. Hari Kartini tak hanya soal nostalgia, tapi momen strategis untuk memperkuat peran perempuan dalam kehidupan modern, terutama sebagai agen perubahan di lingkungan sosial dan ekologis.
“Seringkali perempuan ragu dengan potensinya. Padahal mereka bisa tampil lebih unggul dan berprestasi tinggi, bahkan di level internasional,” tambahnya dengan semangat.
Acara Ekofeminis 2025 yang diinisiasi Komunitas Hingar Di Jogja (HDJ) ini mengusung tema “Perempuan, Bumi, dan Budaya”—sebuah seruan untuk menjadikan perempuan sebagai pionir dalam menciptakan perubahan menuju dunia yang lebih lestari dan setara. Kegiatan ini diramaikan dengan talkshow inspiratif, bazar UMKM ramah lingkungan, serta workshop kreatif daur ulang sampah plastik, kertas, hingga kain perca.
Tak ketinggalan, acara juga diwarnai dengan pentas seni dan musik yang menampilkan semangat kolaborasi dan kebudayaan.
Ketua HDJ, Siska Pranoto, menekankan bahwa perempuan memiliki ikatan batin dengan bumi. Ia mengibaratkan bumi seperti sosok ibu yang memberikan kehidupan, dan kini saatnya anak-anaknya—khususnya generasi muda—ikut menjaga dan merawatnya.
“Kami ingin menciptakan ruang edukasi dan kolaborasi antar komunitas untuk mendorong aksi nyata dalam isu lingkungan dan kesetaraan. Perempuan bisa jadi pionir perubahan,” ujar Siska penuh keyakinan.
Melalui Ekofeminis 2025, Pemkot Yogyakarta berharap semakin banyak generasi muda terlibat dalam gerakan lingkungan yang inklusif. Tak hanya soal wacana, tapi juga aksi konkret yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Kami ingin kegiatan ini dikembangkan lebih luas. Bukan hanya selebrasi, tapi jadi gerakan nyata yang menyentuh akar masyarakat,” tutur Wawan menutup pernyataannya.
Yogyakarta kini bergerak menuju masa depan yang lebih hijau dan setara. Siapkah kamu jadi bagian dari perubahan? (*)
Tinggalkan Balasan