KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta kembali bikin gebrakan sosial! Kali ini, generasi muda, khususnya mahasiswa, diajak langsung turun tangan merawat para lansia. Program inovatif bertajuk Quick Wins “Yogyakarta Sapa Lansia 2025” ini menggandeng empat perguruan tinggi ternama di Kota Pelajar demi menciptakan kolaborasi lintas usia dan keilmuan.
Bertempat di Gedung Aji Saka Resto dan Pemancingan, Umbulharjo, Rabu (16/4/2025), puluhan mahasiswa dari STIKES Bethesda, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) mendapatkan pembekalan sebagai Tim Visit Lansia.
“Selama ini belum ada keterlibatan nyata dari anak muda dalam isu lansia. Padahal, Yogyakarta ini kota mahasiswa. Kami ingin mereka lebih peduli,” ujar Ragil Destiana, Kepala Seksi Pemberdayaan Sumber Daya Kesejahteraan Sosial Pemkot Yogyakarta.
Ragil menambahkan, banyak lansia di Yogyakarta mengalami kesepian, keterbatasan akses layanan kesehatan, hingga minimnya perhatian emosional dari keluarga maupun lingkungan. Maka dari itu, keterlibatan mahasiswa dianggap penting untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
Dalam implementasinya, program ini dibagi sesuai kompetensi masing-masing kampus. Mahasiswa STIKES Bethesda fokus pada edukasi perawatan dasar lansia kepada para gate keeper atau pengasuh rumahan. Mahasiswa UAD dan UST memperkuat aspek psikologis melalui pendekatan emosional, sementara tim dari UKDW menangani aspek medis.
“Program ini bukan cuma soal pengabdian, tapi juga pembelajaran langsung soal empati dan kepedulian. Mahasiswa bisa lihat langsung bahwa teori di kampus punya dampak nyata bagi masyarakat,” lanjut Ragil.
Program Yogyakarta Sapa Lansia 2025 ini membangun paradigma baru: bahwa lansia bukan sekadar objek belas kasih, melainkan individu berharga yang layak mendapatkan perhatian, cinta, dan pelayanan yang manusiawi.
Keterlibatan generasi muda ini juga dinilai sebagai upaya memperkuat nilai sosial di tengah kehidupan modern yang semakin individualistis. Lewat pendekatan lintas ilmu dan lintas generasi, Pemkot Yogyakarta ingin membuktikan bahwa kota pelajar ini tidak hanya bicara soal akademik, tapi juga soal nurani dan aksi nyata. Langkah ini pun ramai mendapat apresiasi dari publik, terutama netizen di media sosial. Banyak yang terharu dan memuji langkah kolaboratif ini sebagai contoh nyata dari social innovation yang patut ditiru daerah lain. Kota Yogyakarta sekali lagi membuktikan diri, bukan hanya gudangnya intelektual, tapi juga pelopor gerakan sosial yang menyentuh hati. (*)
Tinggalkan Balasan