KABARSEMBADA.COM, GUNUNGKIDUL – Siapa sangka, Padukuhan Wotawati di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, dulunya merupakan wilayah tertinggal? Kini, wilayah itu justru mencuri perhatian tokoh nasional sekaliber Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, anggota Komite I DPD RI, yang melakukan kunjungan kerja sekaligus reses pada Jumat (11/4/2025).
Kehadiran GKR Hemas tak hanya membawa semangat perubahan, tetapi juga menjadi wadah penyerapan aspirasi masyarakat sekaligus pengawasan terhadap pelaksanaan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014.
Turut hadir dalam agenda strategis ini, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, beserta jajaran pemerintah kabupaten, yang turut menyuarakan aspirasi dan harapan besar terhadap masa depan desa.
Dari Terpencil Jadi Primadona Wisata: Transformasi Wotawati Bikin Takjub!
Lurah Kalurahan Pucung, Estu Dwiyono, menyampaikan kisah inspiratif tentang perubahan wajah Wotawati.
“Dulu wilayah kami dianggap tertinggal. Tapi sejak 2021, kami mulai membangun dengan Dana Desa dan dukungan Paniradya Keistimewaan. Sekarang, kami mengembangkan kawasan pariwisata terpadu yang akan membawa manfaat luas,” paparnya optimis.
Ia berharap, Wotawati tak hanya mengangkat nama Kalurahan Pucung, tapi menjadi ikon wisata baru Gunungkidul yang berdampak secara ekonomi ke desa-desa sekitarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Endah Subekti menekankan perlunya sinergi nyata untuk mendukung ekonomi desa. Salah satunya lewat penguatan kelembagaan seperti BUMDes, dan rencana besar membentuk Koperasi Merah Putih yang kini jadi perhatian nasional.
“Kami ingin Lumbung Mataram jadi embrio koperasi ini. Tapi masyarakat butuh kepastian model bisnisnya. Harus terintegrasi dengan pelaku usaha dan BUMDes,” ujar Bupati.
Endah juga menyampaikan lima pokok aspirasi daerah kepada GKR Hemas. Mulai dari efektivitas pengawasan Dana Desa, penguatan ekonomi desa berbasis kelembagaan, penegasan kewenangan desa-kapanewon-kabupaten, pembangunan afirmatif bagi desa tertinggal, dan dukungan implementasi Koperasi Merah Putih yang berbasis lokal.
GKR Hemas mengakui, pertama kali mengetahui Wotawati dari kanal YouTube. Ia mengapresiasi perkembangan pesat desa ini yang dinilainya bisa menjadi model pembangunan berbasis potensi lokal.
“Desanya luar biasa. Tapi tetap butuh dorongan infrastruktur agar lebih siap jadi destinasi wisata. Desa wisata bisa jadi pilar ekonomi baru,” ujar GKR Hemas.
GKR Hemas juga menekankan pentingnya tata kelola dana desa, pendidikan berkualitas di desa, dan BUMDes yang sehat secara manajemen. Menurutnya, penguatan desa bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga pemberdayaan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam pernyataannya, GKR Hemas menegaskan bahwa DPD RI tengah fokus menyelesaikan empat RUU prioritas nasional UU Lingkungan Hidup, UU Kelautan, UU Masyarakat Adat, dan UU Pemerintahan Daerah.
“Saya ingin masukan dari DIY terakomodir. Ini penting untuk mendorong kebijakan yang inklusif, adil, dan kontekstual,” tandas GKR Hemas.
Kunjungan ini menjadi bukti nyata bahwa desa bukan sekadar objek pembangunan, melainkan subjek utama kemajuan bangsa. Kolaborasi antara pusat dan daerah menjadi kunci agar pembangunan desa tidak hanya merata, tapi juga berdampak jangka panjang. (*)
Tinggalkan Balasan