KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA– Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan pesan tegas dan menyentuh soal penataan kawasan strategis Malioboro dan Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali. Dalam rapat koordinasi bersama Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Sri Sultan meminta agar seluruh kebijakan dilakukan dengan cepat, tepat, dan penuh empati.
Dalam pertemuan resmi di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Sri Sultan menyoroti dampak penataan kawasan tersebut yang berimbas langsung ke masyarakat, terutama para juru parkir. Ia tak ingin ada rakyat kecil yang menjadi korban akibat kebijakan tanpa perhitungan matang.
“Tolong perhatikan nasib juru parkir di TKP Abu Bakar Ali. Cari solusi yang cepat dan efisien. Kami tidak ingin rakyat jadi korban,” tegas Sri Sultan dalam rapat yang juga dihadiri Wakil Wali Kota, Sekda DIY, kepala OPD DIY, serta jajaran Pemerintah Kota Yogyakarta.
Sultan juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi Malioboro yang kini dinilai semakin kumuh akibat parkir liar dan rendahnya kesadaran pengunjung terhadap kebersihan.
“Dulu becak parkir di tempat khusus, sekarang asal-asalan. Malioboro jadi tak sedap dipandang. Ini merusak wajah Yogyakarta,” ungkap Sri Sultan dalam siaran pers, Minggu (13/4/2025).
Sri Sultan menegaskan, edukasi soal kebersihan harus digencarkan. Menurutnya, kerja keras petugas kebersihan tak akan cukup tanpa peran aktif dari masyarakat.
Tak hanya soal fisik kawasan, Sultan juga menyinggung pentingnya sinkronisasi antara APBD provinsi dan kota/kabupaten. Ia menyayangkan jika tema pembangunan antarwilayah tidak selaras, padahal integrasi sangat dibutuhkan demi pembangunan berkelanjutan.
“Tanpa integrasi, kami di provinsi tidak bisa bantu anggaran. Kami perlu tema yang sejalan agar pembangunan tidak mandek,” jelasnya.
Proses pengesahan APBD pun diingatkan agar selesai maksimal awal Oktober, supaya ada ruang untuk evaluasi dan pembahasan strategi lain.
Hasto Siap Tindaklanjuti, Malioboro Akan Dibersihkan Hingga ke Gorong-gorong
Menanggapi pesan tersebut, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengaku mendapat banyak arahan penting. Ia siap menyelaraskan program kota dengan provinsi, terutama dalam hal kebersihan dan penataan kawasan wisata.
“Kami akan bersihkan area Malioboro sampai ke gorong-gorongnya. Sesuai arahan Pak Gubernur, kebersihan adalah kunci,” ucap Hasto.
Selain itu, Hasto juga memaparkan rencana pengembangan wilayah selatan kota, termasuk pembangunan Terminal Giwangan sebagai pusat bus besar dan penyediaan shuttle menuju pusat kota.
Di akhir arahannya, Sri Sultan kembali mengingatkan bahwa kepemimpinan bukan soal kekuasaan, tapi tentang keberpihakan kepada masyarakat.
“Mari kita berempati. Berkuasalah bukan untuk diri sendiri, tapi untuk rakyat,” tuturnya dengan nada penuh harap.
Yogyakarta kini berada di persimpangan antara kemajuan dan kekacauan. Harapan Sri Sultan sederhana yaitu penataan yang manusiawi. Pertanyaannya, mampukah semua pihak mewujudkannya? Kita tunggu bersama-sama terkait tugas tersebut. (*)
Tinggalkan Balasan