Libur Lebaran 2025, Pasar Beringharjo Banjir Pengunjung, Omzet Pedagang Naik 80 Persen

KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Libur Lebaran 2025 menjadi berkah luar biasa bagi pelaku usaha pasar tradisional di Yogyakarta. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Pasar Beringharjo, yang kembali membuktikan dirinya sebagai magnet wisata belanja di pusat Kota Yogyakarta.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, mencatat lonjakan signifikan jumlah pengunjung. Dibandingkan tahun lalu, jumlah kunjungan di Pasar Beringharjo meningkat drastis dari 15.000 orang pada 2024 menjadi 27.627 orang pada 2025.

“Puncak kunjungan tercatat pada Jumat, 4 April 2025, dengan total 27.627 wisatawan dalam satu hari. Ini jauh melampaui target tahun sebelumnya,” ujar Ambar, Jumat (11/4/2025).

Tidak hanya batik dan aneka fesyen khas Jogja, wisatawan juga menyerbu produk kuliner seperti soto, empal, sate kere, serta makanan tradisional khas dari Pasar Ngasem seperti apem dan wingko.

“Wisatawan datang tidak hanya untuk berbelanja, tapi juga menikmati suasana pasar yang otentik. Ini pengalaman yang tidak bisa ditemukan di pusat perbelanjaan modern,” tambahnya.

Namun, selepas puncak liburan, pihaknya mencatat mulai terjadi penurunan omzet. Menanggapi hal ini, Dinas Perdagangan bersiap meluncurkan strategi baru.

Digitalisasi Pasar: Beringharjo Resmi Hadir di E-Commerce

Sebagai upaya menjaga geliat ekonomi kerakyatan pasca-libur, Pemkot Yogyakarta akan meluncurkan ‘Beringharjo Official Store’ di platform Tokopedia. Program ini dirancang agar pedagang pasar tetap bisa menjangkau konsumen dari luar daerah.

“Pedagang yang tergabung akan melalui proses kurasi untuk memastikan kualitas produk. Rencananya diluncurkan pada Mei 2025,” ungkap Ambar. “Kami ingin Beringharjo dikenal tak hanya secara fisik, tapi juga secara digital.”

Peningkatan jumlah kunjungan ini membawa angin segar bagi para pedagang. Salah satunya, Andri, pedagang pakaian di Beringharjo, mengaku penjualannya naik tajam selama musim libur Lebaran.

“Kalau hari biasa cuma laku satu lusin, saat Lebaran bisa sampai tujuh lusin sehari. Lonjakannya sampai 80 persen!” ujarnya antusias.

Andri berharap promosi terhadap pasar dan produk lokal tidak berhenti saat musim liburan saja.

“Kami ingin dukungan promosi berkelanjutan dari pemerintah. Jadi penjualan bisa stabil, tidak hanya saat musim ramai,” kata Andri. (*)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *