KABARSEMBADA.COM, BANTUL – Suasana Lapangan Baturetno, Banguntapan, Bantul, pada Sabtu (25/10/2025) pagi berubah menjadi lautan semangat dan sorak-sorai. Ratusan anak berseragam sepak bola berlarian di lapangan hijau, menandai dimulainya Baturetno Super Series #10 Tournament, ajang tahunan yang kali ini terasa istimewa karena digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 SSB Baturetno.
Turnamen bergengsi ini bukan sekadar kompetisi biasa. Baturetno Super Series telah menjadi simbol konsistensi dan dedikasi SSB Baturetno sebagai salah satu sekolah sepak bola tertua dan paling aktif di Kabupaten Bantul, atau yang akrab disebut Bumi Projotamansari. Tahun ini, perhelatan ke-10 menjadi bukti nyata bahwa pembinaan sepak bola usia dini di wilayah ini terus tumbuh dan berprestasi.
100 Tim, 200 Pertandingan, 4 Kelompok Umur
Sebanyak 100 tim dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah ambil bagian dalam kompetisi ini. Mereka akan berjuang di atas lapangan dalam sekitar 200 laga sengit yang terbagi ke empat kategori usia: Kelompok Umur (KU) 2016, 2015, 2014, dan 2013.
Masing-masing tim membawa semangat juang dan kebanggaan daerahnya, memperebutkan Piala Bupati Bantul, Piala Wakil Bupati Bantul, Piala Kepala Dinas Perhubungan, dan Piala Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Bantul.
Dukungan Penuh dari Pemerintah Bantul
Turnamen dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, yang turut hadir memberikan sambutan dan dukungan moral kepada para peserta. Dalam pidatonya, Aris menyampaikan apresiasi tinggi terhadap SSB Baturetno yang telah dua dekade lebih konsisten mencetak talenta-talenta muda berbakat di dunia sepak bola.
“Adik-adik harus semangat berlatih agar kelak menjadi pemain sepak bola yang handal. Tapi ingat, jangan lupakan pendidikan. Selamat untuk SSB Baturetno atas penyelenggaraan event luar biasa ini. Semoga dari sini lahir bibit unggul yang membawa nama Bantul di kancah nasional,” ujar Wakil Bupati Aris Suharyanta.
Pembinaan Sejak Dini, Bukan Sekadar Kompetisi
Sementara itu, Sarjaka, Lurah Baturetno sekaligus Pembina SSB Baturetno, menegaskan bahwa turnamen ini bukan hanya ajang unjuk kemampuan, tetapi juga wadah untuk menanamkan nilai-nilai penting bagi para pemain muda.
“Turnamen ini menjadi sarana pembinaan karakter, kedisiplinan, dan sportivitas bagi anak-anak sejak usia dini. Selamat untuk SSB Baturetno yang telah mencapai usia ke-22. Semoga seluruh pertandingan berjalan lancar dan penuh semangat sportivitas,” tutur Sarjaka.
Lebih dari Sekadar Turnamen: Ajang Silaturahmi dan Inspirasi
Selain adu keterampilan di atas lapangan, Baturetno Super Series #10 juga menjadi ajang silaturahmi antar-sekolah sepak bola, pelatih, dan orang tua pemain. Atmosfer kekeluargaan tampak kental di setiap sudut lapangan, menegaskan bahwa sepak bola usia dini bukan hanya tentang mengejar kemenangan, tetapi juga tentang membangun karakter dan kebersamaan.
Tak hanya menjadi hiburan bagi warga sekitar, event ini juga menjadi magnet bagi para pencari bakat yang berharap menemukan bintang masa depan sepak bola Yogyakarta. Dengan semangat “Baturetno Membangun Generasi Juara,” turnamen ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan sepak bola di tingkat akar rumput masih tumbuh subur dan berpotensi melahirkan nama-nama besar di masa depan.
22 Tahun Mengabdi untuk Sepak Bola Bantul
SSB Baturetno sendiri telah berdiri sejak 2003 dan dikenal sebagai salah satu pionir pembinaan sepak bola anak di Kabupaten Bantul. Dengan usia yang kini genap 22 tahun, sekolah sepak bola ini terus menjadi pelopor dalam mengembangkan bakat dan karakter generasi muda melalui olahraga.
Keberhasilan SSB Baturetno menyelenggarakan turnamen selama sepuluh tahun berturut-turut menjadi bukti nyata komitmen mereka terhadap dunia olahraga, khususnya pembinaan usia dini. Dari lapangan sederhana di Baturetno, impian besar untuk melahirkan pesepak bola nasional terus disemai.
Baturetno Super Series bukan hanya tentang trofi dan piala, tetapi juga tentang mimpi, perjuangan, dan semangat anak-anak yang berlari mengejar bola dengan penuh harapan. Dari lapangan hijau di Banguntapan inilah, masa depan sepak bola Bantul—dan bahkan Indonesia—sedang tumbuh. (*)




















