KABARSEMBADA.COM, YOGYAKARTA – Ribuan warga memadati kawasan depan XT Square Jalan Veteran, Sabtu (12/4/2025), dalam gelaran Pawai Kirab Budaya dan Kenduri Kupat yang spektakuler. Sebanyak 1.500 ketupat dibagikan secara gratis kepada masyarakat, menjadikan suasana semakin semarak dalam rangkaian acara Bakdo Kupat #16 yang digelar Kampung Wisata Pandeyan.
Pawai budaya ini tak hanya menjadi tontonan, tapi juga wadah pelestarian budaya Jawa dan simbol kuatnya kebersamaan antarwarga. Tak heran jika Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, hadir langsung untuk memberikan apresiasi sekaligus menyampaikan pesan penting kepada warganya.
“Pemerintah tentu mendukung kegiatan seni budaya seperti hari ini. Kearifan lokal seperti ini harus terus kita hidupkan. Terima kasih masyarakat Pandeyan atas semangatnya melestarikan budaya,” ujar Hasto dalam sambutannya.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan peserta agar menjaga kebersihan selama acara berlangsung, terutama kepada 19 kelompok bergodo (pasukan tradisional) yang tampil dalam pawai.
“Jangan tinggalkan sampah, mari jaga Kota Yogyakarta tetap bersih dan nyaman untuk semuanya,” tambah Hasto.
Tradisi Lokal Jadi Magnet Wisata
Acara Bakdo Kupat di Pandeyan memang selalu dinanti. Selain pawai budaya, warga juga menggelar kenduri kupat yang menjadi puncak kegiatan. Sebelumnya, rangkaian kegiatan telah dimulai sejak sebelum Ramadan dengan tradisi sadranan (ziarah kubur) dan reresik kampung (bersih-bersih lingkungan).
Salah satu prosesi yang paling unik adalah Cethik Geni, yakni menyalakan api pertama sebagai simbol hangatnya persaudaraan antarwarga. Tradisi ini mengingatkan masyarakat bahwa api tidak hanya menyala di tungku, tapi juga di hati mereka—untuk saling menjaga dan mendukung.
“Ini bentuk kegembiraan warga setelah Ramadan. Kirab budaya sudah menjadi ikon Kampung Wisata Pandeyan. Kami akan terus jaga tradisi ini,” ujar Admadi Rohyan, Ketua RW 03 Pandeyan.
Semangat warga terlihat dari tingginya partisipasi berbagai usia dalam kirab. Anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut larut dalam kemeriahan. Salah satunya adalah Bella, remaja 15 tahun yang ikut dalam barisan pawai dengan kostum adat.
“Senang banget bisa tampil lagi tahun ini. Semoga tahun depan ada lagi! Biar budaya Pandeyan makin dikenal,” ucap Bella sambil tersenyum lebar.
Jogja, Rumah Budaya yang Tak Pernah Sepi
Dengan semangat gotong royong dan pelibatan warga yang tinggi, Bakdo Kupat #16 bukan hanya menjadi perayaan pasca-Lebaran. Ia juga menjadi ajang unjuk kekayaan budaya lokal yang dikemas dengan hangat, meriah, dan penuh makna.
Bagi wisatawan maupun warga lokal, acara seperti ini adalah alasan mengapa Yogyakarta selalu dirindukan—bukan hanya karena makanannya yang enak, tapi juga karena budayanya yang hidup dan menyatukan. (*)
Tinggalkan Balasan